Surabaya Menuju Kota Logistik Hijau: Seruan Achmad Nurdjayanto di Hari Angkutan Nasional 2025

“Transportasi bukan hanya soal memindahkan barang dan orang, tapi juga menyangkut kualitas hidup warga kota"

PARLEMENTARIA.ID – Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Achmad Nurdjayanto, menyerukan pentingnya transformasi sektor transportasi dalam rangka memperingati Hari Angkutan Nasional 2025. Menurutnya, transportasi yang aman, efisien, dan ramah lingkungan adalah pilar utama untuk mewujudkan kota Surabaya yang nyaman dan kompetitif secara ekonomi.

“Transportasi bukan hanya soal memindahkan barang dan orang, tapi juga menyangkut kualitas hidup warga kota. Oleh karena itu, transportasi di Surabaya harus ramah emisi dan tidak menambah beban polusi udara,” ungkap Achmad saat dihubungi Parlementaria.id via gawainya, Kamis,(24/4/2025)

Transportasi Ramah Emisi dan Udara Bersih

Dalam paparannya, Achmad menyoroti pentingnya pengembangan moda transportasi publik berbasis energi bersih seperti bus listrik, Feeder Wirawiri, dan integrasi sistem transportasi ramah lingkungan lainnya. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Surabaya, sektor transportasi menyumbang sekitar 45% emisi karbon perkotaan.

“Kota ini perlu berinvestasi pada kendaraan bebas emisi dan memperluas jaringan transportasi publik, demi kualitas udara yang sehat bagi semua warga,” ujarnya.

Transportasi Barang dan Jasa untuk Daya Saing Ekonomi

Politisi Partai Golkar ini juga menegaskan bahwa sistem transportasi barang dan jasa harus berpihak pada kepentingan publik, bukan hanya pemilik armada.

“Transportasi barang seharusnya tidak hanya menguntungkan pengusaha, tapi juga memberikan efek daya saing bagi konsumen dan pelaku UMKM. Ketepatan waktu, efisiensi ongkos kirim, serta akses yang merata harus menjadi perhatian,” jelasnya.

Saat ini, ongkos logistik di Indonesia masih tergolong tinggi, mencapai 23% dari PDB (Bank Dunia, 2023), jauh di atas rata-rata negara ASEAN. Surabaya sebagai kota dagang harus punya sistem distribusi yang efisien.

Aspek Keselamatan Harus Jadi Prioritas

Achmad juga mengingatkan pentingnya aspek keselamatan pengguna jalan, baik bagi sopir maupun masyarakat umum. Kecelakaan melibatkan angkutan barang, terutama truk, kerap terjadi akibat kelelahan sopir, muatan berlebih, hingga kondisi jalan yang tidak memadai.

“Setiap moda angkutan harus mengutamakan SOP keselamatan dan kelayakan kendaraan. Jangan sampai sopir angkutan dipaksa kerja di luar batas kemampuan manusia,” tambahnya.

Perhatikan Tonase dan Dampaknya Terhadap Lalu Lintas

Isu lain yang diangkat adalah pentingnya pengawasan terhadap daya muat atau tonase kendaraan barang. Banyaknya truk bermuatan berlebih tak hanya membahayakan pengguna jalan lain, tapi juga merusak infrastruktur jalan dan memperlambat arus lalu lintas.

“Kita perlu tegas dalam menertibkan kendaraan yang melanggar tonase. Karena kalau dibiarkan, jalan cepat rusak, dan pengendara lain pun terganggu. Ini soal keadilan dalam menggunakan fasilitas publik,” tegasnya.

Achmad Nurdjayanto: Harapan dan Arah Kebijakan

Dalam jangka panjang, Achmad Nurdjayanto berharap dalam moment Hari Angkutan Nasional ini, Pemkot Surabaya dapat menyusun rencana transportasi jangka menengah dan panjang yang berbasis data, ekologi, dan keadilan ekonomi.

“Transportasi kota tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Harus ada ekosistem yang saling menopang antara angkutan barang, angkutan publik, kendaraan pribadi, dan infrastruktur jalan,” tutup Achmad. (@)