Kisah Yuli Indrayani: Anggota DPRD Tarakan Berhenti Sementara Sebagai Dokter Umum

banner 468x60


PARLEMENTARIA.ID, TARAKAN

– Cerita tentang perjuangan wanita Kartini kembali dipersembahkan oleh Dr Yuli Indrayani, anggota DPRD Tarakan periode 2025-2030. Sebagai wakil rakyat, dia saat ini terpaksa menunda karirnya sebagai dokter umum. Hal itu disebabkan karena tugas yang sangat berat dalam posisinya sebagai anggota DPRD Tarakan.

Namun demikian, dia masih menjalankan kewajibannya sebagai istri Bhayangkari dan ibu rumah tangga sebagai ungkapan rasa terima kasihnya kepada suami serta anak-anaknya di dalam keluarga. Praktek medis umum bahkan sempat ditunda sejenak.

banner 336x280

“Praktik umum perlu selalu konsisten. Namun, terdapat dilema jika sedang dinas luar sehingga tidak dapat membuka praktik karena dokter seharusnya berada di lokasi tertentu. Akan tetapi, apabila ada tetangga atau anggota keluarga yang sakit, saya masih sering dimintai untuk memeriksanya. Begitu pula dengan adanya kegiatan bakti sosial dari satuan tugas, saya bersedia membantu sebagai dokter,” jelas dr Yuli Indrayani.

Memasuki dunia politik sebagai seorang wanita tetap menjadi hal yang baru untuknya meskipun memiliki banyak program kerja. Oleh karena itu, dia pasti harus melakukan adaptasi yang cukup. Dia mengatakan, “Sambil terus menyesuaikan diri menuju masa depan.”

Wanita yang lahir pada tanggal 18 Mei 1983 tersebut menjelaskan alasannya memasuki bidang politik. Berasal dari Daerah Pemilihan Barat Kota Tarakan, dia mengakui bahwa dirinya memiliki tantangan yang cukup berat. Alasannya adalah karena pertama-tiapa, banyak orang belum mengetahui siapa dirinya walaupun ia telah memiliki latar belakang sebagai seorang dokter serta mendirikan klinik kecantikan.

“Maka jika masyarakat biasa di luar sana masih bingung, dasar pengalaman saya sebenarnya adalah sebagai dokter umum sebelum masuk ke ranah politik, dan sebelumnya saya juga merupakan bagian dari sebuah partai,” jelas Dr Yuli Indrayani.

Diketahui oleh wanita dengan dua anak tersebut, dia telah menyatu dengan Partai NasDem pada tahun 2014 lalu sebagai Bendahara DPW Nasdem Kaltara. Setelah hampir tiga tahun serta adanya pergantian kepemimpinan, akhirnya ia memutuskan untuk resign dari partai tersebut.

“Saati itu saya tengah mengandung dan lebih berkonsentrasi pada kehamilan serta urusan rumah tangga,” kata Yuli.

Ketika akan mendaftar sebagai calon, sebelumnya dia ragu-ragu karena berbagai partai politik menawarkannya. Akhirnya, ia memutuskan untuk bergabung dengan Partai Golkar di awal tahun 2023.

Untuk PARLEMENTARIA.ID, Yuli mengaku dirinya menjadi tertarik ke bidang politik lantaran kurangnya jumlah wanita yang menempati posisi di parlemen. Partisipasi kaum hawa setidaknya dapat membantu menyuarakan aspirasi dan pandangan perempuan.

“Wanita di Indonesia luar biasa namun sering kali enggan untuk bersinar, hal ini merupakan salah satunya alasannya. Memang benar profesi sebagai dokter melibatkan kesetiaan sepanjang hayat setelah sumpah, tetapi menurut pendapatku menjadi dokter dan terjun ke dunia politik bisa saling mendukung.”Tambahnya.

Profesi seorang dokter bertujuan untuk menolong banyak insan. Bila dalam bidang kedokteran seseorang dapat membantu mereka yang memiliki keterbatasan, menjadi politisi memberikan kesempatan untuk berdampak lebih besar lagi. Dunia politik memungkinkan individu untuk membantu masyarakat secara lebih luas dan efektif.

“Selain memotivasi orang lain, seorang dokter juga dapat terlibat dalam politik dengan tujuan memberikan kontribusi di parlemen. Wanita harus memiliki suara yang kuat di parlemen karena masih ada banyak hak wanita yang belum sepenuhnya diperoleh. Meskipun kesetaraan gender sering disebut-sebut pada masa lalu, realitas di kehidupan nyata ternyata masih sangat jauh dari harapan,” ungkapnya.

Hampir satu tahun menjabat di DPRD Tarakan, dia mengakui bahwa dirinya belum banyak melakukan inovasi. Salah satu hal yang telah ia lakukan adalah dengan menggunakan pengalamannya sebagai bagian dari Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI). Dia kemudian ditunjuk oleh Ketua Umum untuk menjadi ketua cabang IWAPI kota Tarakan.

“Kami masih menantikan jadwal di Tarakan. Capaian tersebut dapat menginspirasi wanita lain di luar sana untuk percaya bahwa kami memiliki kekuatan yang lebih jika kami bersedia,” katanya.

Menjelajahi pengalaman sebagai anggota DPRD Tarakan, hal ini merupakan kali pertamanya baginya. Saat mengambil keputusan untuk maju dalam pemilihan legislatif tersebut, waktu itu kurang lebih dua tahun yang lalu, sehingga satu tahun sebelum proses pendaftaran dimulai, dia telah secara teratur melakukan sosialisasi. Dia aktif berinteraksi dengan masyarakat melalui acara bakti sosial dan layanan kesehatan gratis. Pada saat itu, ia menekankan pada warga bahwa jika berhasil mendapatkan tempat di gedung dewan, pastilah akan ada kesempatan besar bagi dirinya untuk membantu lebih banyak orang.

Suara Dapil Barat berhasil meraih 1.700 suara, namun perjuangan untuk memperoleh jumlah tersebut tidaklah mudah. Pasalnya, mereka harus bersaing dengan tiga calon legislatif lain yang berasal dari partai politik yang sama. Ditambah lagi ada juga kompetitor dari partai politik yang berbeda dalam wilayah pemilihan yang sama. Meski demikian, dia yakin bahwa usaha keras pasti akan membawa pada hasil yang baik. Dia menekankan hal ini dengan mengatakan, “Meskipun kesulitannya luar biasa.”

Pada Hari Kartini tanggal 21 April 2025 dan sesuai dengan semboyan “Habis Gelap Terbitlah Terang”, wanita juga seharusnya mengikutinya. Menurutnya, hingga saat ini target alokasi 30% perwakilan wanita di parlemen belum pernah dicapai. Namun pada masa ini, ia merasa bahwa capaian wanita yang telah memegang 20% dari total kursi DPRD Tarakan bisa dibilang cukup baik.

Hal ini menggambarkan bahwa wanita memiliki potensi yang setara besar dengan pria. Selanjutnya, sebagai dokter, pada dasarnya sejak awal pendidikannya, mereka sudah dilatih dan diharapkan mampu untuk dapat membantu orang lain.

“Dengan dasar tersebut, saya merasa percaya diri untuk masuk ke dunia politik. Jika seorang dokter umum biasanya hanya dapat membantu pada acara seperti bakti sosial atau praktik perorangan, namun hal ini sangat terbatas. Berkiprah dalam politik bukan hanya berkutat dengan urusan kesehatan saja tetapi juga mencakup bidang olahraga, seni, dan pendidikan,” jelasnya.

Harapan untuk dapat tampil sebagai teladan serta menginspirasi wanita lain di luar sana dengan menyatakan bahwa wanita pun mampu jika memiliki tekad dan kerja keras. Wanita kelulusan dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, yang berprofesi sebagai dokter estetika, berhasil meraih gelarnya tahun 2007. Motivasinya terjun dalam dunia kedokteran bermula dari anjuran orang tuanya sejak dini tentang pentingnya menjadi dokter karena profesi tersebut dinilai cukup mulia dan bisa memberi manfaat bagi banyak pihak.

“Dahulu kala, menjadi dokter merupakan suatu kehormatan bagi orang tua. Hal itu akhirnya mendorong saya untuk menjadikan impian tersebut sebagai dokter,” terang sang istri kepada laki-laki yang dipanggil Stasky Lopulalang.

Dia merupakan lulusan dari SMAN 1 Tanjung Redek dan SMPN Negeri 1 Tanjung Redeb Berau. Meskipun pengalaman awalnya ada di Tarakan dan ia menempuh pendidikan dasar di SDN 011 Tarakan.

“Tarakan adalah tempat kelahiranku,” ungkap Yuli, seorang wanita yang lahir pada tanggal 18 Mei 1983.

Saat ini ia berdomisili di Jalan Aki Balak RT 3, Kelurahan Karang Harapan. Sejak memutuskan untuk fokus pada karir politiknya, pasti ada hal-hal yang harus diserahkan secara sementara. Klinik kecantikannya serta praktik medisnya sebagai dokter pun telah ditutup sementara. Hal ini dilakukan karena pertimbangan bahwa tanggung jawab sebagai anggota DPRD Tarakan sangatlah besar.(*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *