Negosiasi Trump: Indonesia Siap Tingkatkan Impor Energi dari AS untuk Mengamankan Harga Terbaik

PEMERINTAHAN450 Dilihat
banner 468x60


JAKARTA,

– Pihak berwenang mengusulkan kenaikan impor energi dari Amerika Serikat (AS) sebagai langkah negosiasi terhadap tariff perdagangan negeri tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia bersiap untuk meningkatkan impor LPG, minyak biji buah, serta bahan bakar gasoline dari Amerika Serikat.

banner 336x280

“Dalam diskusi mereka dengan USTR dan Menteri Perdagangan, delegasi Indonesia mengajukan sejumlah poin. Sebagaimana telah dinyatakan dalam surat formal tersebut, Indonesia berencana untuk menambah impor energi dari Amerika Serikat,” jelas Airlangga saat memberikan keterangan pada konferensi pers daring, Jumat (18/4/2025).

Indonesia pun bertekad untuk membeli lebih banyak hasil pertanian dari Amerika Serikat, seperti gandum, kedelai, dan tahu. Di samping itu, impor peralatan produksi juga akan ditambahkan.

Pihak pemerintah pun menawarkan kemudahan dalam proses perijinan serta berbagai insentif untuk perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang sudah aktif beroperasi di Indonesia.

Indonesia mengusulkan kolaborasi di bidang penanganan bahan mineral kritis. Selain itu, proses impor barang-barang dari Amerika Serikat, seperti produk hortikultural, pun bakal diringkas caranya.

Kolaborasi bersama Amerika Serikat akan diekspansi ke ranah investasi, pembinaan tenaga kerja, serta bidang perbankan dan finansial.

” Tentu saja, Indonesia juga menyebut tentang layanan keuangan yang lebih condong memberikan manfaat kepada negara Amerika Serikat,” kata Airlangga.

Sektor energi mempertimbangkan untuk meningkatkan impor LPG senilai hingga 10 miliar dolar AS yang setara dengan kira-kira Rp168 triliun (dengan asumsi nilai tukar rupiah di angka Rp16.800 per dolar). Hal ini disampaikan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya.

Peningkatan impor minyak dan LPG diterapkan guna menyamakan neraca perdagangan antara Indonesia dan AS, yang sebelumnya menguntungkan pihak Indonesia.

“Petunjuk dari Presiden Prabowo kepada kami adalah untuk mencari tahu komoditas lain apa lagi yang dapat kita beli di Amerika Serikat. Tim ESDM kami menyarankan untuk melakukan impor bagian tertentu dari minyak dan juga meningkatkan kouta impor LPG, jumlahnya sekitar 10 miliar dolar AS atau lebih,” ungkap Bahlil ketika ditemui di JCC Senayan, Jakarta pada hari Selasa tanggal 15 April 2025.

Tindakan ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap keputusan tariff tinggi Amerika Serikat atau tariff Trump, yang telah menerapkan bea masuk pengembalian setinggi 32 persen kepada Indonesia.

Sejauh ini, mereka telah menerapkan biaya tinggi pada negara-negara yang memiliki defisit perdagangan dengan mereka, termasuk Indonesia.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat adanya surplus sebesar 16,84 miliar dolar AS dalam neraca perdagangan non-minyak dan gas antara Indonesia dan Amerika Serikat di tahun 2024.

Pihak berwenang bertujuan untuk mencapai keseimbangan pada neraca perdagangan sehingga Amerika Serikat tidak lagi menghadapi ketidakseimbangan negatif dalam transaksi bisnis dengan Indonesia.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *